Trotula dan Gerakan Kaki: Menelusuri Koreografi Tertua dalam Manuskrip Medis Kuno

Ketika membahas sejarah tarian di Eropa, perhatian sering tertuju pada risalah Renaisans seperti Orchésographie. Namun, ada sumber yang jauh lebih tua dan tidak terduga yang menyimpan petunjuk berharga mengenai gerakan tubuh dan kaki pada masa Abad Pertengahan: yaitu koleksi manuskrip medis yang dikenal sebagai Trotula. Koleksi teks dari abad ke-12 ini, yang berpusat di Salerno, Italia—pusat pendidikan medis terkemuka di Eropa saat itu—secara mengejutkan menawarkan panduan tentang tarian dan postur tubuh. Upaya untuk Menelusuri Koreografi Tertua melalui lensa teks medis ini membuka dimensi baru tentang bagaimana masyarakat, khususnya wanita, bergerak dan memandang keindahan fisik.

Koleksi Trotula sejatinya terdiri dari tiga teks berbeda yang kemudian dikumpulkan: De passionibus mulierum curandorum (Tentang Kondisi Wanita), De Ornatu Mulierum (Tentang Kosmetik Wanita), dan De curis mulierum (Tentang Perawatan Wanita). Meskipun sebagian besar isinya fokus pada kedokteran dan kosmetik—seperti resep pemutih wajah, pewarna rambut, dan pengobatan penyakit—bagian De Ornatu Mulierum secara spesifik menyertakan nasihat tentang cara menjaga keanggunan, termasuk petunjuk yang secara implisit berkaitan dengan gerakan tari dan postur.

Salah satu fokus utama dalam teks ini adalah kebersihan dan postur tubuh, yang sangat penting untuk penampilan sosial. Nasihat tentang bagaimana “membuat diri Anda berjalan dengan langkah yang anggun dan ringan” serta instruksi mengenai cara menjaga punggung tetap lurus dan kepala terangkat, secara tidak langsung memberikan kerangka dasar postur untuk tarian Basse Danse yang kemudian populer. Meskipun teks Trotula tidak secara eksplisit memberikan notasi langkah tari (choreographic notation) seperti yang kita kenal sekarang, panduan tersebut memberikan gambaran tentang gerakan ideal yang diharapkan dari wanita bangsawan dan kaya raya dalam lingkungan sosial abad pertengahan.

Penting untuk dicatat bahwa pusat penyebaran manuskrip ini, Salerno, memiliki kaitan erat dengan budaya Normandia-Sisilia yang kaya. Pada masa itu, tarian adalah kegiatan sosial yang umum. Teks Trotula memberikan petunjuk praktis untuk mencapai keindahan yang tidak hanya statis (melalui kosmetik) tetapi juga dinamis (melalui gerakan). Misalnya, salah satu bagian menyarankan wanita untuk mengenakan korset atau pakaian yang membantu menjaga postur tubuh tegak, yang merupakan prasyarat mutlak untuk membawakan tarian formal pada masa itu. Analisis paleografis menunjukkan bahwa salinan manuskrip Trotula tersebar luas di seluruh Eropa, dengan satu salinan terkenal di Biara St. Gall, Swiss, tertanggal 1150 M, membuktikan pengaruh luas panduan medis dan sosial ini.

Upaya Menelusuri Koreografi Tertua melalui sumber non-koreografi seperti Trotula membutuhkan interpretasi yang cermat, namun hal ini menggarisbawahi kesinambungan antara kesehatan, kecantikan, dan ekspresi artistik di Abad Pertengahan. Panduan gerakan ini, yang tertanam dalam konteks kesehatan wanita, mungkin lebih tua dan lebih mendasar daripada risalah tari formal yang muncul berabad-abad kemudian. Panduan ini menjelaskan bagaimana habitus atau kebiasaan bergerak sehari-hari dipandang sebagai bagian integral dari status sosial dan daya tarik. Secara historis, gerakan kaki yang tenang dan terkontrol menjadi penanda pembedaan dari tarian rakyat yang dianggap “kasar” atau terlalu energik.

Kesimpulannya, koleksi Trotula tidak hanya memberikan wawasan medis yang luar biasa, tetapi juga menawarkan petunjuk berharga untuk Menelusuri Koreografi Tertua yang mengutamakan keanggunan dan kontrol postur. Meskipun bukan buku panduan tarian, nasihatnya tentang gerakan dan postur menjadi dasar bagi etiket sosial dan gerakan fisik yang akan berkembang menjadi tarian formal Abad Pertengahan Akhir dan awal Renaisans.

Spread the love