Mengungkap Pesona Bransle: Tarian Sosial Wajib di Pesta Renaisans Prancis

Di jantung kemewahan dan keanggunan era Renaisans Prancis, satu tarian memegang peran sentral dalam setiap pertemuan sosial: Pesona Bransle. Tarian melingkar yang berulang dan dinamis ini bukan hanya sekadar hiburan; ia adalah bahasa non-verbal yang menghubungkan bangsawan, pedagang kaya, dan bahkan rakyat biasa dalam hiruk pikuk perayaan. Kehadirannya dalam pesta, dari istana Raja François I hingga perjamuan di Château de Chenonceau, menjadikannya tarian sosial wajib. Tarian ini dipertunjukkan dengan penuh semangat, mencerminkan semangat zaman yang berfokus pada humanisme, seni, dan ekspresi kegembiraan.

Bransle (dilafalkan seperti “brawl” dalam bahasa Inggris) merujuk pada sekelompok tarian yang memiliki dasar langkah yang sama—gerakan berulang ke samping atau melingkar—tetapi dibedakan melalui pola ritme dan gaya yang spesifik. Tarian ini dicatat dan didokumentasikan secara rinci pada tahun 1589 oleh pendeta dan master dansa Prancis, Thoinot Arbeau, dalam risalahnya yang revolusioner, Orchésographie. Karya Arbeau ini menjadi jendela utama bagi sejarawan dan koreografer modern untuk merekonstruksi dan memahami gerakan sosial pada periode tersebut. Sebagai contoh, Bransle de la Torche (Tarian Obor) sering digunakan sebagai pembuka atau penutup malam dansa, di mana peserta membawa obor yang menyala dalam barisan melingkar, menciptakan pemandangan yang dramatis dan memukau di Aula Agung Istana Louvre pada tanggal 12 Mei 1547, saat perayaan penobatan raja baru.

Pentingnya Bransle tidak hanya terletak pada langkah kakinya, melainkan juga pada fungsi sosialnya. Tarian ini adalah penanda status; meskipun langkah dasarnya sederhana, variasi seperti Bransle Coupé (memiliki langkah yang dipotong dan lebih kompleks) atau Bransle de Bourgogne menuntut keahlian tertentu dan sering dibawakan oleh kelompok yang lebih elit. Dalam sebuah pesta, tarian Bransle memastikan bahwa semua orang, terlepas dari keahlian menari mereka, dapat berpartisipasi dan berinteraksi. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa Pesona Bransle tetap populer selama lebih dari satu abad. Protokol sosial menganggap kehadiran di lantai dansa, terutama dalam Bransle, sebagai tanda persetujuan dan partisipasi aktif dalam kehidupan sosial istana. Kegagalan untuk bergabung bisa ditafsirkan sebagai penghinaan atau sikap sombong.

Dari sudut pandang musik, Bransle sering diiringi oleh ansambel kecil yang terdiri dari hautbois (obo tua), sacqueboute (trombon), dan drum, menghasilkan melodi yang jelas dan ritme yang kuat. Tempo tarian ini bervariasi, dari Bransle Simple yang lambat dan bermartabat hingga Bransle Gay yang cepat dan energik. Analisis terhadap catatan pembayaran istana menunjukkan bahwa pada tahun fiskal 1568, musisi istana Raja Charles IX menerima pembayaran sebesar 500 livres tournois (mata uang Prancis saat itu) untuk penampilan mereka di pesta-pesta dansa yang didominasi oleh Bransle, menunjukkan investasi besar kerajaan dalam mempertahankan atmosfer hiburan yang hidup.

Warisan Pesona Bransle melampaui masa Renaisans. Langkah-langkahnya menjadi fondasi bagi banyak tarian Eropa selanjutnya, termasuk Contradance dan bahkan beberapa gerakan balet klasik. Tarian ini, dengan keunikan langkahnya yang berulang dan sifat komunalnya, adalah contoh sempurna dari bagaimana seni tari berfungsi sebagai cerminan budaya, status, dan kegembiraan kolektif di salah satu periode paling gemilang dalam sejarah Eropa. Hingga kini, para pegiat sejarah dan tarian tradisional masih merekonstruksi dan merayakan kemeriahan yang dibawa oleh tarian ini.

Spread the love